Mungkin, kata maafku saat ini tidak akan bisa meredakan suasana. Mungkin, kata maafku kali ini justru akan membuatmu semakin murka. Mungkin, kata maafku hanya akan membawa luka.
Tidak apa. Jika saat ini engkau memintaku untuk pergi, jujur aku tidak akan menuruti pergi. Karena masih ada janji yang harus aku tepati, setidaknya terhadap hati. Jika saat ini engkau memintaku untuk menjauh, jujur aku akan semakin mendekat denganmu. Karena menjauh bukan caraku untuk menyelesaikan apa-apa. Aku masih tetap ingin tinggal.
Aku hanya ingin engkau menoleh akan keberadaanku. Meskipun engkau tak menganggapku ada, tak pernah menghargai perjuangan yang tampak di depan mata. Meskipun demikian, aku tetap terima kenyataan yang ada. Karena aku tahu, Tuhan belum membuka hatimu yang sebenarnya, suatu saat pasti akan luluh jua.
Sampai kapan pun aku akan tetap bertahan, kecuali Tuhan yang memisahkan. Sekuat apapun engkau memintaku untuk pergi. Percayalah, semakin banyak cara yang akan aku lakukan untuk tetap bersamamu lagi.
Tidak apa saat ini engkau benci dan mencaci maki. Tidak apa saat ini engkau dingin dan terus tak peduli. Tidak apa saat ini engkau ilfeel dan menganggapku kerdil. Aku terima semua tuduhan itu. Yang penting engkau bahagia. Ya bahagia seakan telah menghancurkanku.
Namun sesungguhnya aku tidak pernah hancur, apalagi bosan untuk terus bisa membuatmu bahagia. Meskipun sekali lagi, tidak pernah engkau anggap ada.
Sampai saat ini aku tetap bahagia, meskipun engkau berubah dari biasanya. Sampai saat ini aku tetap bersyukur, meskipun kehadiranku membuatmu kufur.
Percayalah, jika waktunya sudah tiba nanti. Tuhan pasti memuluskan langkahku untuk bahagia bersamamu. Percayalah, bahwa perjuanganku ini tidak akan pernah sia-sia. Meskipun nanti Tuhan tidak menakdirkan kita untuk bersama.
Satu hal yang harus kau ingat. Bahwa Tuhanlah yang Maha membolak balikan hati kita. Bisa jadi saat ini engkau sangat membenci, tapi kelak di kemudian hari engkau malah mencari keberadaanku. Bisa jadi sekarang engkau terus memaksaku untuk pergi, tapi dikemudian hari engkau malah mengurungku dipelukanmu, agar aku tidak pergi jauh dan tetap bersama selamanya.
Ingatlah bahwa segala kemungkinan akan terus terjadi. Karena kita hanyalah pelaku dari skenario Sang Perencana. Seberapapun menghindari kalau Tuhan takdirkan hidup denganku, kau tak bisa lari.


