DAPUR IMAJI
Sebab sastra adalah sebaik-baiknya upaya melarikan diri dari realita, terlepas dari belenggu, bebas tak terpenjarakan. Sastra adalah ruang paling aman untuk menyembunyikan hingga memperlihatkan sisi ajaib sang penulis. Alineal mempersembahkan Dapur Imaji, tempat meracik sajian tulisan fiksi yang berangkat dari kekayaan pikir, rekontruksi dari hati, dan digagas penuh imajinasi. Selamat menikmati suguhan puisi, cerpen, dan prosa yang disediakan.

The Reason I Choose Him
Hari ketika aku memutuskan untuk membagi sebagian besar cerita hidupku dengan seseorang. Hari itu menjadi titik di mana aku merasa punya energi yang lebih besar untuk bermimpi. Hal-hal yang

Mengubur Salju
Desember adalah angin dingin pembunuh nomor satu yang darinya terangkai bulir yang saru juga jejak uap tak berkesudahan penuh biru. Lalu ia bercinta dengan awal tahun yang darinya pun tak

Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Langit semakin kelabu, menebarkan hawa dingin menusuk kalbu. Tak lama kemudian, hujan deras turun tanpa ampun, disusul suara petir yang datang beruntun. Aku tetap bergeming, mengamati tetes air yang menempel

Gunung Pundung
Di barat daya desa yang dihimpit dosa-dosa manusia yang kabutnya membabat habis angkasa dan pepohonan berjejer pongah bak raksasa Ada sebuah gunung elok menungkup Menyimpan jejak-jejak hitam yang redup yang

Semut dan Lingkaran
Hari ini aku bertemu dengan tiga ekor semut kecil yang berjalan beriringan di tembok rumahku. Kuamati mereka bertiga berjalan sejajar. Aku ambil sebuah krayon lalu aku membuat lingkaran tidak sempurna

Topeng
Di hidupku Di sepanjang perjalananku Pertanyaan ini selalu berada dan mengitari kepalaku Apakah semua orang pembenci akan menggunakan topeng untuk menutupi kebenciannya? Bertemu, berbicara, dan tawa dengan orang yang mereka

Alam Yang Paling Mengerti
Dipeluk hangat matahari. Dan hujan yang mengerti bagaimana cara membasahi tanpa menyakiti. Atau deru angin yang debarnya menyapu peluh. Menaruh jeda dan lega pada sekujur tubuh kita. Petir juga bukan

Misteri Keadilan
Kisah kehidupan dua makhluk yang begitu kontras antara kucing jalanan yang bercita-cita ingin menjadi kucing rumahan dan Laura si kucing rumahan ras ragdoll yang hidup dengan kemudahan dan kemewahan, takdir

Bendungan
Kamu mencintai. Bagaimana kamu bisa tahu kamu mencintai-sepenuh hati? Bukankah kamu juga pernah bilang kamu mencintai langit raya, namun tak percaya Tuhan yang menciptakannya? Kamu bilang Tuhan hanya hasil reka

Cafe Perempatan Jalan
Aroma buku beradu kepulan asap kopi arabika Petikan gitar dan penyanyi melankolia Juga cerita-cerita di café perempatan kota Masih ingatkah kamu pada semua yang berbau kita? Pada jejeran tawa yang

Sepanjang Jalan
Sepanjang jalan yang basah Café-café kelas bawah Bingkisan roti warna merah Dan senyummu yang merekah Masih teringat jelas, tak berubah.. Sepanjang jalan yang menyala Café-café penuh bahagia Sepotong rotimu yang

Pecel Lele
Lele telah dimandikan; sudah rapih dan terlihat seksi. Nasi telah direndamkan; sudah pemanasan dan siap untuk atraksi. Lalapan pun tak mau kalah; ia berdandan seelok mungkin agar kehadirannya tak hanya

Fana
Aku resah Pada sore yang beranjak senja Yang bercerita tentang indahnya langit merah saga Yang menggoda untuk bercengkrama Pada suka cita Pada teman-teman seusia Pada dunia Aku resah Aku tau

Ramuan Teh Untukmu
Kupetik tiap daun, Kujemur dengan hangat cemburu, berharap daun itu layu dengan sempurna, Kusimpan dalam relung hati, tak boleh ada angin yang menyentuh dengan sengaja Kugenggam dengan cinta, kuremas dengan

Puan Tuan
Rembang petang nanti, aku sudah janjian dengan matahari untuk berjumpa barang sebentar. Diperempatan jalan gang di warung tempat Ibuku menjajakan dagangannya, aku akan duduk menikmati angin sepoi dan lantunan suara

The Reason I Choose Him
Hari ketika aku memutuskan untuk membagi sebagian besar cerita hidupku dengan seseorang. Hari itu menjadi titik di mana aku merasa punya energi yang lebih besar untuk bermimpi. Hal-hal yang

Mengubur Salju
Desember adalah angin dingin pembunuh nomor satu yang darinya terangkai bulir yang saru juga jejak uap tak berkesudahan penuh biru. Lalu ia bercinta dengan awal tahun yang darinya pun tak

Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Langit semakin kelabu, menebarkan hawa dingin menusuk kalbu. Tak lama kemudian, hujan deras turun tanpa ampun, disusul suara petir yang datang beruntun. Aku tetap bergeming, mengamati tetes air yang menempel

Gunung Pundung
Di barat daya desa yang dihimpit dosa-dosa manusia yang kabutnya membabat habis angkasa dan pepohonan berjejer pongah bak raksasa Ada sebuah gunung elok menungkup Menyimpan jejak-jejak hitam yang redup yang

Semut dan Lingkaran
Hari ini aku bertemu dengan tiga ekor semut kecil yang berjalan beriringan di tembok rumahku. Kuamati mereka bertiga berjalan sejajar. Aku ambil sebuah krayon lalu aku membuat lingkaran tidak sempurna

Topeng
Di hidupku Di sepanjang perjalananku Pertanyaan ini selalu berada dan mengitari kepalaku Apakah semua orang pembenci akan menggunakan topeng untuk menutupi kebenciannya? Bertemu, berbicara, dan tawa dengan orang yang mereka

Alam Yang Paling Mengerti
Dipeluk hangat matahari. Dan hujan yang mengerti bagaimana cara membasahi tanpa menyakiti. Atau deru angin yang debarnya menyapu peluh. Menaruh jeda dan lega pada sekujur tubuh kita. Petir juga bukan

Misteri Keadilan
Kisah kehidupan dua makhluk yang begitu kontras antara kucing jalanan yang bercita-cita ingin menjadi kucing rumahan dan Laura si kucing rumahan ras ragdoll yang hidup dengan kemudahan dan kemewahan, takdir

Bendungan
Kamu mencintai. Bagaimana kamu bisa tahu kamu mencintai-sepenuh hati? Bukankah kamu juga pernah bilang kamu mencintai langit raya, namun tak percaya Tuhan yang menciptakannya? Kamu bilang Tuhan hanya hasil reka

Cafe Perempatan Jalan
Aroma buku beradu kepulan asap kopi arabika Petikan gitar dan penyanyi melankolia Juga cerita-cerita di café perempatan kota Masih ingatkah kamu pada semua yang berbau kita? Pada jejeran tawa yang

Sepanjang Jalan
Sepanjang jalan yang basah Café-café kelas bawah Bingkisan roti warna merah Dan senyummu yang merekah Masih teringat jelas, tak berubah.. Sepanjang jalan yang menyala Café-café penuh bahagia Sepotong rotimu yang

Pecel Lele
Lele telah dimandikan; sudah rapih dan terlihat seksi. Nasi telah direndamkan; sudah pemanasan dan siap untuk atraksi. Lalapan pun tak mau kalah; ia berdandan seelok mungkin agar kehadirannya tak hanya

Fana
Aku resah Pada sore yang beranjak senja Yang bercerita tentang indahnya langit merah saga Yang menggoda untuk bercengkrama Pada suka cita Pada teman-teman seusia Pada dunia Aku resah Aku tau

Ramuan Teh Untukmu
Kupetik tiap daun, Kujemur dengan hangat cemburu, berharap daun itu layu dengan sempurna, Kusimpan dalam relung hati, tak boleh ada angin yang menyentuh dengan sengaja Kugenggam dengan cinta, kuremas dengan

Puan Tuan
Rembang petang nanti, aku sudah janjian dengan matahari untuk berjumpa barang sebentar. Diperempatan jalan gang di warung tempat Ibuku menjajakan dagangannya, aku akan duduk menikmati angin sepoi dan lantunan suara