Tuhan, pulsa saya tinggal sedikit. Barangkali tidak cukup memanggil walau cuma lima detik. Belakangan, saya selalu lupa memanggil meski ingat terus mengisi pulsa juga kuota internet. Entah saya masih menyimpan nama-Mu di kontak atau tidak.
Malam ini, saya terbangun di seperempat malam. Meski bukan karena ingin shalat malam awalnya, tapi karena ingat masih banyak tumpukan pekerjaan yang belum selesai namun harus disetor pagi nanti.
Belakangan, saya selalu lupa menilik-Mu meski ponsel saya tidak pernah dilepaskan dari genggaman. Entah karena beban yang semakin hari semakin menghantam atau memang saya sedang terbuai dan merasa sedang tidak membutuhkan.
Tuhan, saya tahu ini sudah terlampau larut. Ponsel saya juga sudah hampir sakaratul maut. Pulsa saya pun sudah semaput. Maaf karena ingat saat hidup sudah semakin kalut. Tapi, Tuhan, saya benar-benar ingin memanggil-Mu saat ini. Untuk menyelesaikan segala urusan yang selama ini hanya menjauhkan dari-Mu.
Saya tahu bercerita dengan-Mu tidak cukup waktu seharian penuh, apalagi kalau sudah dipotong dengan ishoma dan buang hajat. Tapi, Tuhan, saya tidak mau besok, lusa, atau kapan hari untuk memanggil. Sudah terlalu lama saya mengabaikan panggilan apalagi punya niat untuk memanggil duluan. Dini hari ini saya ingin menyelesaikan semuanya. Saya tahu Tuhan mungkin kecewa, tapi saya sudah siap jika dimarahi habis-habisan. Dihukum pun saya tidak keberatan.
Tuhan, ijinkan saya memanggil barang semenit. Saya tahu Kamu selalu sibuk, tapi Kamu tidak pernah sekalipun tidak menerima panggilan siapa yang ingin menuju-Mu. Saya tahu Kamu selalu berada di jangkauan siapa saja yang ingin balas mendekap-Mu.
Tuhan, saya sungguh merasa malu lagi pun kecil.


