“Kenapa senja selalu menyenangkan? Kadang dia hitam, kelam. Kadang dia merah merekah. Tapi langit selalu menerima senja apa adanya”.
Sebelum menonton Sore, aku sengaja menghindari spoiler, tidak membaca review, dan bahkan tidak mendengarkan cerita teman-temanku tentang film ini. Aku ingin menikmatinya dengan sudut pandangku sendiri, secara jujur, jernih, dan tanpa pengaruh siapapun. Ternyata itu keputusan yang tepat, I was completely speechless. Dari awal suguhan sinematiknya juara, visualnya sangat memanjakan mata. Latar tempatnya sukses membuatku terpikat dengan Krosia, terutama lautnya. Indah banget!

So here’s my little reflection after watching Sore: Istri dari Masa Depan
Cinta Terkadang Melampaui Batas
Sore, mungkin saja adalah refleksi diri kita yang selalu berusaha mengupayakan hal terbaik bagi orang yang kita cintai. Memastikan ia hidup dengan baik, makan teratur, tidur cukup, dan terhindar dari marabahaya. Rasa-rasanya, kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan hari-harinya adalah yang utama. Begitulah cara kita mencintai, yang kadang-kadang nggak masuk akal untuk dipahami. Kita akan bersedia melakukan segala cara untuk membuat kekasih hati hidup dengan layak, bahkan mengatur-atur hidupnya jauh lebih detail daripada perlakuan kita ketika mengurusi hidup sendiri. Terdengar egois, tapi lagi-lagi cinta mampu mengubah seseorang menjadi ksatria buat orang lain tanpa disadari hihi~

Melihat bagaimana Sore mencintai Jon, kita seakan “mengalami” bagaimana rasanya cinta yang melampaui waktu itu nyata. Sore akan selalu memilih Jon, meski secara emosional ia tampak lelah, berkecamuk, dan nyaris menyerah. Tapi Sore tetap melihat pengorbanan sebagai bagian dari caranya mencintai tanpa jeda dan pamrih. And that kind of love doesn’t happen in ordinary stories. It’s only for extraordinary people.
Setiap Detik Waktu Itu Berharga
Apa yang kita alami hari ini adalah akumulasi dari keputusan-keputusan yang pernah kita buat di masa lalu. Setiap langkah yang dimulai, kesalahan yang dipelajari, persinggahan dalam hidup, semuanya membentuk rute perjalanan yang membawa kita sampai di titik ini. Kebahagiaan dan kekecewaan yang pernah terjadi akan membentuk cara kita berpikir, melihat, dan memahami sesuatu. Perspektif itulah yang menjadi bekal berharga untuk terus melangkah menghadapi kehidupan.

Sore percaya nggak pernah ada hasil kejadian tanpa sebab-akibat. Segalanya saling terhubung dari satu masa ke masa lainnya. Itulah sebabnya Sore selalu datang berkali-kali dalam kehidupan Jon. Ia meyakini, apa yang menimpa Jon delapan tahun di masa depan adalah buah dari kebiasaan buruknya di masa lalu—rokok, alkohol, dan waktu tidur yang berantakan. Karena itulah Sore bersedia menembus waktu beratus kali sekalipun sembari berusaha memberikan “treatment terbaik” untuk mengubah hidup Jon dan membantunya memperbaiki keputusan-keputusan yang dulu dirasa keliru.
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.
-Sapardi Djoko Darmono
Mengubah Hidup Seseorang Itu Nggak Mudah
Hal paling sulit dari proses berubah adalah harapan untuk mengubah kehidupan orang lain. It’s never easy, and sometimes it feels almost impossible. Bukan hanya soal persiapan kesabaran ekstra panjang, tetapi juga kesediaan untuk menerima kenyataan pahit sebab orang berubah bukan karena harapan orang lain, melainkan karena kesadarannya sendiri untuk memperbaiki keadaan. Bahkan kesadaran saja tidak cukup, perubahan juga membutuhkan konsistensi yang terus diuji oleh waktu. Jelas, ini bukan tugas yang sederhana. Tapi Sore tentu sudah menakar dengan jelas bahwa upayanya yang berulang kali itu selain tak berbatas juga tak pasti berhasil. Keputusan untuk berubah tetap ada di tangan Jon. Ia hanya bisa menuntun dan memberi masukan. Sore percaya, rasa cintanya akan perlahan-lahan membantu Jon menemukan jalannya.

Sore adalah pembelajaran bagi kita bahwa mencintai seseorang berarti berani menemani proses belajarnya untuk terus memperbaiki diri dan percaya bahwa ia mampu menempuh peningkatan kualitas hidupnya. Meskipun menemani Jon berubah itu melelahkan dan sering kali menguras emosi, Sore tidak pernah menyerah, apalagi meninggalkan Jon sendirian. Her love is both beautiful and strong, penuh kesabaran dan keyakinan yang tulus.

Bagiku menonton Sore seperti sesi terapi, dengan emosi yang diacak-acak. Yang paling menyentuh, bahkan ketika diberi kesempatan untuk mengulang waktu, Sore lebih memilih untuk mengubah hidup suaminya dibandingkan dirinya sendiri. She always chooses to be the best version for the one she loves, tanpa sedikitpun mengurangi rasa cintanya, meskipun perlakuan sang suami seringkali melelahkan. She always stands by him and chooses her husband, no matter what.
Di sisi lain, kita mungkin nggak akan seberuntung Sore, diberi kesempatan “mengulang waktu” dan mengubah kehidupan masa lalu orang yang kita sayangi. Satu-satunya hak prerogatif yang dimiliki sekarang hanyalah menjaga, merawat, dan mempertahankan mereka selagi masih ada.
Kalau kamu diberi kesempatan untuk mengulang waktu, hal apa yang paling ingin kamu perbaiki?


